Cerita ini bersumber dari blog personal Roni Setiyawan berdasarkan pengalaman pribadi tiga tahun silam, berikut kisahnya
Alhamdulillah, tiga bulan menjelang lebaran ini omzet pernjualan grosir baju anak branded dan tas anak
dari hari ke hari mulai meningkat, memang sebagian besar reseller
menggunakan momet saat ini untuk mulai melakukan stok barang, hal ini
bisa dimaklumi apabila pedagang melakukan kulakan mendekati bulan
ramadhan maka bisa dipastikan harga harga sudah pada naik sehingga
margin keuntungan semakin keci.
Memang menjadi pedagang pada saat
idul fitri merupakan moment yang paling ditungu-tunggu semua penjual
pakaian, hal ini bisa dimaklumi mengingat dari informasi para pedagang
yang lebih "senior", maka omset penjualan pada saat moment iful fitri
adalah sebesar 70% selama 1 tahun.
Hal ini diperkuat dengan
informasi beberapa toko di ITC Jabodetabek, rata rata omset bulanan
mereka bisa dikatakan impas setelah dikurangi biaya sewa gedung, biaya
listrik, biaya maintenace dan biaya gaji karyawan. Namun jika dilihat
omzet pertahun maka para pedagang ITC tsb bisa mengambil keuntungan,
mengapa hal ini terjadi, yaaa karena itu tadi moment lebaran adalah saat
dimana pedagang mengejar omzetnya selama 1 tahun
Menjadi pedagang bagi saya adalah profesi yang menarik....
Mengapa saya katakan menarik ?
Ada
banyak value added yang saya peroleh manakala menjadi pedagang, satu
hal bagi saya sangat berarti adalah saya merasa ketakwaan dan keimanan
kepada Allah SWT menjadi lebih meningkat, mungkin apakah ini yang
dinamakan mendapat barokah ?
Teringat kejadi 3 tahun yll ketika mulai membuat toko online.....(Januari 2009)
Awalnya saya adalah seorang blogger, yang mulai menulis sejak Juli 2007 (http://ronisetiyawan.wordpress.com),
waktu niat awal menjadi penulis adalah hanya sekedar sharing informasi
yang mungkin bisa dibaca dan bermanfaat bagi para netter, tidak ada
keinginan untuk mencari uang lewat internet
Di suatu sore bulan
januari 2009, istri saya pamit dengan menenteng 2 tas besar di tangan
kanan dan kiri, dia pamit arisan ibu ibu RT di perumahan kami. Waktu itu
posisi saya sedang di depan rumah
"Pa, pamit dulu ya mau arisan di rumah Ibu xxxx..........." kata istri
"Oia hati hati ya......." jawabku....
Istri
saya adalah seorang ibu rumah tangga (tidak bekerja), jadi sehari hari
kebutuhan rumah tangga sangat bergantung kepada saya sebagai seorang
staff di suatu perusahaan, begitu juga untuk mengirim bulanan ke ibu
(kandung + mertua) saya menyisihkan sebagian gaji saya.
Saya
menyadari sebenarnya istri saya bakat berdagang dan sangat ingin
membantu keluarga istri (sepupu + keponakan + paman + saudara kandung),
namun karena sebagai ibu rumah tangga dia tidak bisa berbuat banyak
untuk membantu keluarganya secara ekonomi.
Akhirnya pada suatu saat manakala istri minta modal untuk berdagang baju anak, saya pun setuju.....
Balik lagi ke cerita sore hari itu ya....
Setelah
pamit untuk arusan RT saya melihat sebenarnya istri sangat berat sekali
membawa barang dagangan, 1 tas plastik besar di tangan kiri dan satu
tas besar di tangan kanan, yang akan ditawarkan ke ibu ibu rumah tangga
pada saat arisan.
Semakin jauh semakin terlihat istri saya
kelelahan dalam membawa dagangan tsb, saya bisa melihat waktu itu karena
posisi saya juga didepan rumah, istri begitu "kepayahan" membawa hingga akhirnya tidak terlihat di ujung jalan perumahan kami.
Saya pun sebagai suami hanya bisa tertegun tidak berdaya....., beribu pertanyaan pun muncul di kepala saya
"Apakah uang yang saya berikan bulanan masih kurang ?"
"Kenapa istri saya harus bersusah payah dengan membawa barang dagangan tsb untuk dijual ke ibu ibu tetangga"
"Adakah yang salah dalam diri saya sebagai suami"
Sore
hari itu sebagai suami saya sangat merasa bersalah, awalnya hanya
dengan memberi modal kulakan baju anak dan mengantarkan kulakan barang
saya kira sudah cukup.
Namun ketika istri terlihat "kepayahan" dalam membawa 2 tas barang dagangan yang berat entah kenapa batin saya seperti "memberontak"
Akhirnya
sore hari itu saya putuskan untuk mencoba membuat toko online, agar
istri tidak perlu susah dan berat membawa barang dagangan door to door
ke tetangga, saya terobsesi agar istri bisa berjualan secara online
sehingga cukup di rumah saja tidak perlu berpanas panas menjajakan baju
anak dari tetangga ke tetangga.
Alhamdulillah sudah tiga tahun sejak saya membuat toko online http://rafikids.net, suka duka mengelola toko online sudah pernah saya tulis sebelumya bulan mei 2009, atau silakan klik suka duka toko online.
Saat
ini istri sudah bisa membantu saudaranya (adik, orang tua, paman,
sepupu) dll, kebahagiaan istri saya nampak pada saat almarhum ayah
dirawat di rumah sakit selama beberapa hari karena penyakit liver, di
saat saat terakhir istri bisa merawat dan mengobati almarhum ayah
termasuk membiayai biaya obat (opname) di rumah sakit dari hasil kerja
kerasnya sendiri sebagai pedagang baju anak branded. Hal tsb salah satu
sebab pada saat almarhum ayah meninggal istri terlihat ihklas karena
masih bisa membalas kebaikan ayah walapun itu di saat saat terakhir
Alhamdulillah
banyak sekali pertolonganAllah SWT kepada kami dalam membesarkan
Rafikids, kami menyadari semuanya atas barokah dan hidayah dari Nya.
Saat ini istri tidak perlu lagi door to door menjajakan baju anak ke
tetangga, bahkan seringkali rumah kami yang sederhana di datangi banyak
reseller tidak hanya tetangga, bahkan seputaran jabodetabek sekapur juga
sering ke rumah untuk kulakan, bahkan di luar dugaan kami bahkan ada
reseller dari kota besar di seluruh Indonesia (medan, batam, bengkulu, semarang, bandung, solo, yogyakarta, surabaya, banjarmasin, soroako sulawesi) yang silaturahmi ke rumah.
Semoga cerita di atas bisa memberikan inspirasi buat temen semua
Hanya sekedar sharing
salam
Saya juga baru mulai menjalankan online shop saya yang sdh saya bayangkan sejak lama namun baru sempat saya kerjakan.
ReplyDeleteAlhamdulillah, walaupun baru 1 customer.
Semoga online shop saya bisa berjalan lancar.
Aamiin